Selamat sore, Sobat Blogger. Apa kabar sore ini? Depok suasananya sedang mendung nih. Bagaimana di daerah Sobat?
Sobat Blogger, kali ini aku ingin coba menulis tentang masalah versus solusi. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua ya?
Manusia hidup tentunya memiliki masalah. Tidak ada seorang pun yang hidup tanpa memiliki masalah. Masalah itu datang silih berganti. Masalah bisa membuat kita lebih baik, atau bahkan malah semakin buruk. Itu semua tergantung bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Bisa juga terasa berat atau bahkan sangat ringan. Seakan kita gak punya masalah. Lagi-lagi, itu tergantung bagaimana kita menyingkapinya.
FOKUS PADA SOLUSI. Ya, setiap masalah PASTI ada solusinya. Tidak ada maslaah yang tidak ada solusinya. Coba Sahabat Blogger sebutkan masalah apa saja yang tidak ada solusinya? Semua masalah pasti ada solusinya. Sebuah masalah bisa memiliki seribu solusi. Tergantung bagaimana kita memandangnya saja.
Kebanyakan di antara kita, termasuk aku sendiri, melihat masalah dari sudut pandang masalahnya. Alhasil, aku hanya melihat sebuah masalah yang besar, tidak ada celah untuk bisa menemukan solusi. Bukannya mencari solusi malah galau, meratapi masalah. Yang tiap hari masalah malah menjadi banyak dan besar. Belum selesai masalah satu, datang lagi masalah baru. Jadinya, pusing pala ebi ... pala ebi ... wakwakwaw ...
Tapi kalo kita fokus pada solusi, melihat masalah dari sudut pandang solusinya. Kita akan tercengang, kita akan menyadari bahwa sebuah masalah bisa memiliki ribuan solusi untuk menyelesaikannya. Yang hanya kita lakukan adalah terus mencoba solusi-solusinya sampai masalah kita kian mengecil dan akhirnya menghilang. Ketika itu terjadi, kita gak pusing lagi. Bahkan rasanya lega, plong, dan kita dengan bangga bisa mengucapkan selamat tinggal pada masalah. "Bye-bye, Masalah!" sambil tersenyum senang. : D
Mau pilih yang mana? Orang gagal selalu membuat masalah yang kecil menjadi besar. Sehingga hidupnya penuh dengan kesialan, kegagalan, ketidak baikan, suram, dan hal-hal negatif lainnya. Dia tidak melihat masalah tersebut memiliki solusi, malahan dia membuat, tanpa sadar, masalah itu benar-benar menjadi besar setiap harinya.
Lain halnya dengan orang sukses, ia akan melihat masalah bukan sebagai beban. Ia melihat masalah sebagai teman, teman yang membuat dia semakin hari semakin lebih baik. Sehingga, sebesar apa pun masalahnya, ia menganggap masalah itu adalah masalah yang kecil, masalah yang mempunyai banyak solusi. Ia tidak akan merasa kalah, hidupnya akan penuh dengan keberuntungan, kebaikan, cerah, apa pun yang ia kerjakan akan berhasil dengan sebaik-baiknya, dan hal-hal positif lainnya.
Jadi, lihatlah masalah bukan dari sudut pandang masalah tersebut, apakah masalah itu besar atau masalah kecil, tetapi lihatlah dari sudut pandang solusinya, berapa banyak solusi yang dapat menyelesaikan masalah ini. Kemudian terapkan solusi-solusi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang ada sampai benar-benar selesai.
Demikianlah postinganku hari ini. Sampai ketemu lagi di postingan yang lain? :)
Blog Pribadi yang berisikan kisah-kisah inspiratif kehidupan berupa cerita fiksi dan non fiksi | HP : 0857 7334 4350 Pin : 540C4D75
Senin, 30 November 2015
Jumat, 27 November 2015
Komitmen dan Antusias Dalam Paradigma Sukses
Selamat malam, Sahabat Blogger! Maaf beribu-ribu kali maaf. Beberapa hari ini aku gak nulis postingan, karena aku kemarin itu sibuk untuk merevisi calon skripsiku agar segera menjadi skripsi dan dapat mulai penelitiannya. Do'akan ya agar aku segera lulus dan mendapatkan gelar Sarjana Psikologi? Aaaamiiiin...
Kali ini aku ingin coba menuliskan tentang komitmen dan antusias. Definisi kedua kata ini bisa kalian tanyakan langsung sama Mbah kita tercinta Google.com. Hehehe. Sudah banyak mungkin penjelasan mengenai pengertian atau definisi kedua kata ini.
Mari kita mulai ...
Komitmen menurutku adalah sebuah janji dan amanah yang harus kita jaga dan sepenuhnya bertanggung jawab atas suatu hal. Misal, kita berkomitmen untuk menjalin suatu hubungan dengan seseorang. Maka kita sudah membuat janji untuk berhubungan dengannya. Oleh sebab itu, kita harus bisa menjaga, amanah, dan bertanggung jawab atas hubungan ini.
Begitu pula dengan jika kita berkomitmen untuk sukses. Maka kita harus bisa menjaga dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan kita. Berani membayar harganya. Mau bekerja lebih keras dari sebelumnya. Lah iya, kan kita mau sukses, jadi harus bekerja lebih keras kan?
Ngomong-ngomong soal kerja lebih keras, kita dikasih pilihan untuk bekerja lebih keras selamanya atau hanya di awal saja. Hayo, Sahabat Blogger mau pilih yang mana?
Kalo aku pribadi sih maunya cuma bekerja keras di awal saja. Aku gak mau seumur hidup harus bekerja keras. Aku ingin banyak waktu dan banyak uang.
Kembali lagi ke komitmen. Di dalam komitmen, ada sebuah tujuan hidup (impian/dream), resiko dalam usaha menggapai tujuan tersebut, dan tanggung jawab. Seseorang yang sudah berkomitmen berarti sudah siap untuk menghadapi resiko terburuk dan mempertanggung jawabkannya dalam menggapai tujuan hidupnya.
Untuk meraih kesuksesan, setiap orang pasti ingin, bila harus menghadapi resiko, ia menghadapi resiko yang kecil. Aku juga begitu. Aku ingin juga menghadapi resiko yang kecil tapi hasilnya besar. Tapi bagaimana caranya?
Untuk mengetahui caranya, aku juga akan menjelaskan dua buah paradigma dalam bekerja dan meraih kesuksesan. Paradigma pertama adalah paradigma orang-orang kebanyakan. Yaitu, paradigma seseorang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi dapat merealisasikan rencana masa depannya. Mereka akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya saja. Lalu bagaimana dengan rencana masa depannya? Hanya sedikit yang bisa menyisihkan penghasilannya untuk rencana masa depannya ini. Dan rencananya ini akan lama terwujudnya. Itu pun jika mereka masih bisa bekerja seumur hidupnya. Namun, jika mereka sakit atau parahnya mengalami kecelakaan yang membuatnya kehilangan pekerjaan, maka mereka tidak akan dapat penghasilan lagi. Jangankan rencana masa depan, kebutuhan sehari-hari pun belum tentu bisa terpenuhi. Kasihan sekali kan?
Paradigma kedua, biasanya disebut paradigma sukses, yaitu paradigma seorang yang sukses. Mereka bekerja untuk membangun ASET. Dan setelah ASETnya terbentuk, mereka akan mendapatkan penghasilan tanpa batas. Penghasilan tersebut mereka gunakan untuk merealisasikan rencana masa depan mereka. Walaupun mereka sakit atau sudah tidak bisa bekerja lagi, mereka masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan masih bisa merencanakan masa depan baru untuk keluarganya, karena ASET yang sudah terbentuk masih akan terus menghasilkan. Enak kan?
Hayo, kalian mau pilih yang mana? Kalo aku sih memilih paradigma yang kedua. Aku akan bekerja untuk membangun ASET. Namun aku tak menampik kenyataan ini, selain harus adanya komitmen, fokus dan konsisten dalam meraih tujuan hidup, bersikap positif, kita masih harus pula bersikap antusias.
Dengan antusias, kita dapat meraih kesuksesan dengan mudah. Membangun aset menjadi lebih gampang. Tim kerja kita pun akan tertular keantusiasan kita. Jadi, bekerjalah dengan lebih keras, fokus dan konsisten, serta penuh antusias dalam berkomitmen untuk membangun ASET demi MASA DEPAN YANG LEBIH CERAH.
Mungkin cukup sekian dulu, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Aaamiiin...
Sampai jumpa lagi? :)
Kali ini aku ingin coba menuliskan tentang komitmen dan antusias. Definisi kedua kata ini bisa kalian tanyakan langsung sama Mbah kita tercinta Google.com. Hehehe. Sudah banyak mungkin penjelasan mengenai pengertian atau definisi kedua kata ini.
Mari kita mulai ...
Komitmen menurutku adalah sebuah janji dan amanah yang harus kita jaga dan sepenuhnya bertanggung jawab atas suatu hal. Misal, kita berkomitmen untuk menjalin suatu hubungan dengan seseorang. Maka kita sudah membuat janji untuk berhubungan dengannya. Oleh sebab itu, kita harus bisa menjaga, amanah, dan bertanggung jawab atas hubungan ini.
Begitu pula dengan jika kita berkomitmen untuk sukses. Maka kita harus bisa menjaga dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan kita. Berani membayar harganya. Mau bekerja lebih keras dari sebelumnya. Lah iya, kan kita mau sukses, jadi harus bekerja lebih keras kan?
Ngomong-ngomong soal kerja lebih keras, kita dikasih pilihan untuk bekerja lebih keras selamanya atau hanya di awal saja. Hayo, Sahabat Blogger mau pilih yang mana?
Kalo aku pribadi sih maunya cuma bekerja keras di awal saja. Aku gak mau seumur hidup harus bekerja keras. Aku ingin banyak waktu dan banyak uang.
Kembali lagi ke komitmen. Di dalam komitmen, ada sebuah tujuan hidup (impian/dream), resiko dalam usaha menggapai tujuan tersebut, dan tanggung jawab. Seseorang yang sudah berkomitmen berarti sudah siap untuk menghadapi resiko terburuk dan mempertanggung jawabkannya dalam menggapai tujuan hidupnya.
Untuk meraih kesuksesan, setiap orang pasti ingin, bila harus menghadapi resiko, ia menghadapi resiko yang kecil. Aku juga begitu. Aku ingin juga menghadapi resiko yang kecil tapi hasilnya besar. Tapi bagaimana caranya?
Untuk mengetahui caranya, aku juga akan menjelaskan dua buah paradigma dalam bekerja dan meraih kesuksesan. Paradigma pertama adalah paradigma orang-orang kebanyakan. Yaitu, paradigma seseorang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi dapat merealisasikan rencana masa depannya. Mereka akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya saja. Lalu bagaimana dengan rencana masa depannya? Hanya sedikit yang bisa menyisihkan penghasilannya untuk rencana masa depannya ini. Dan rencananya ini akan lama terwujudnya. Itu pun jika mereka masih bisa bekerja seumur hidupnya. Namun, jika mereka sakit atau parahnya mengalami kecelakaan yang membuatnya kehilangan pekerjaan, maka mereka tidak akan dapat penghasilan lagi. Jangankan rencana masa depan, kebutuhan sehari-hari pun belum tentu bisa terpenuhi. Kasihan sekali kan?
Paradigma kedua, biasanya disebut paradigma sukses, yaitu paradigma seorang yang sukses. Mereka bekerja untuk membangun ASET. Dan setelah ASETnya terbentuk, mereka akan mendapatkan penghasilan tanpa batas. Penghasilan tersebut mereka gunakan untuk merealisasikan rencana masa depan mereka. Walaupun mereka sakit atau sudah tidak bisa bekerja lagi, mereka masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan masih bisa merencanakan masa depan baru untuk keluarganya, karena ASET yang sudah terbentuk masih akan terus menghasilkan. Enak kan?
Hayo, kalian mau pilih yang mana? Kalo aku sih memilih paradigma yang kedua. Aku akan bekerja untuk membangun ASET. Namun aku tak menampik kenyataan ini, selain harus adanya komitmen, fokus dan konsisten dalam meraih tujuan hidup, bersikap positif, kita masih harus pula bersikap antusias.
Dengan antusias, kita dapat meraih kesuksesan dengan mudah. Membangun aset menjadi lebih gampang. Tim kerja kita pun akan tertular keantusiasan kita. Jadi, bekerjalah dengan lebih keras, fokus dan konsisten, serta penuh antusias dalam berkomitmen untuk membangun ASET demi MASA DEPAN YANG LEBIH CERAH.
Mungkin cukup sekian dulu, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Aaamiiin...
Sampai jumpa lagi? :)
Senin, 23 November 2015
Impianku Harapanku Keinginanku
Selamat malam Sahabat Blogger. Apa kabar malam ini? :)
Semoga senantiasa baik-baik saja ya? Hmm... Tapi lebih baik kalau selalu sangat baik dari hari ke hari ya? Hehehe... Semoga kita selalu menjadi pribadi yang semakin hari semakin baik. Aaaamiiiin....
Kali ini aku ingin mencoba menulis tentang Impian. Orang Inggris biasa menyebutnya dengan kata Dream. Mungkin kalian sudah tahu apa yang disebut impian dan mimpi. Dan mungkin kalian juga tahu perbedaan antara impian dan keinginan. Disini aku cuma ingin mencoba dan belajar menulis tentang impian menurut aku sendiri. Hehehe. Boleh kan? :)
Impian, ada yang bilang sebuah harapan, ada juga yang bilang sebuah keinginan yang sangat kuat. Memang benar, impian itu adalah sebuah harapan kita akan keinginan kita akan sesuatu yang sangat kuat. Sehingga kita akan berusaha dengan sekuat tenaga, sampai titik darah yang terakhir, untuk dapat menebusnya ke dunia nyata.
Bagaimana dengan mimpi? Mimpi hanyalah keadaan alam bawah sadar kita yang memproyeksikan pikiran dan perasaan kita akan sesuatu yang kita inginkan ketika kita sedang tertidur. Mimpi terbentuk karena minat kita, hasrat kita, keinginan kita yang masuk ke dalam alam bawah sadar kita ketika kita sedang beraktivitas. Misal, tadi pagi kita ingin sekali memakan Mie Ayam langganan kita tetapi ternyata tutup. Karena keinginan yang sangat itu belum terwujud, bisa jadi akan terbawa ke dalam mimpi. Atau misal lagi, ketika kita sedang beraktivitas, kita mengalami hal yang membuat kita terpesona, misal ketemu dengan gebetan kita (kayaknya dari tadi misal mulu ya? Hehehe.). Karena kita antusias dan gebetan itu menarik untuk kita sehingga bayangannya masuk ke alam bawah sadar kita. Kemudian saat kita tertidur maka kita akan memimpikannya. Dengan kata lain, mimpi itu tidak menimbulkan perbuatan nyata.
Seorang yang sukses pasti punya impian, punya tujuan, punya goal untuk mencapai kesuksesannya. Dia akan mengatur sedemikian rupa tindakan apa yang akan ia lakukan untuk mencapainya. Kemudian ia akan melakukan langkah-langkah menuju kesuksesan tersebut.
Aku pernah dengar dalam film "Menebus Impian", bahwa impian itu bukanlah sesuatu yang indah, melainkan sesuatu yang menyeramkan, menjijikkan, kotor (kalo gak salah ingat ya? :D). Impian itu seperti pupuk tanaman. Terbuat dari kotoran hewan, namun bila diperlakukan dengan semestinya, maka akan membuat tanaman menghasilkan buah yang bagus. Namun, bila dibiarkan saja, ia tidak akan menghasilkan apa-apa.
Impian akan berwujud bila disertai dengan tindakan. Jika tidak adanya tindakan maka impian itu akan menjadi mimpi saja. Impian akan mendorong kita bertindak bila impian itu adalah keinginan terkuat kita. Bukan keinginan biasa. Dan juga kita percaya bahwa kita dapat mewujudkannya. Jika tidak, lagi-lagi impian itu hanyalah sebuah mimpi kosong.
Beranilah bermimpi dan percayalah kamu bisa, maka kamu akan benar-benar mencapainya. Kolaborasi impian, kepercayaan, dan tindakan (fokus dan konsisten) akan membawa kita untuk mencapai kesuksesan (apa pun yang sangat kita inginkan - impian). Berani bermimpi berarti kita berani untuk sukses.
Okelah, cukup dulu ya? Hehehe. See you? :)
Semoga senantiasa baik-baik saja ya? Hmm... Tapi lebih baik kalau selalu sangat baik dari hari ke hari ya? Hehehe... Semoga kita selalu menjadi pribadi yang semakin hari semakin baik. Aaaamiiiin....
Kali ini aku ingin mencoba menulis tentang Impian. Orang Inggris biasa menyebutnya dengan kata Dream. Mungkin kalian sudah tahu apa yang disebut impian dan mimpi. Dan mungkin kalian juga tahu perbedaan antara impian dan keinginan. Disini aku cuma ingin mencoba dan belajar menulis tentang impian menurut aku sendiri. Hehehe. Boleh kan? :)
Impian, ada yang bilang sebuah harapan, ada juga yang bilang sebuah keinginan yang sangat kuat. Memang benar, impian itu adalah sebuah harapan kita akan keinginan kita akan sesuatu yang sangat kuat. Sehingga kita akan berusaha dengan sekuat tenaga, sampai titik darah yang terakhir, untuk dapat menebusnya ke dunia nyata.
Bagaimana dengan mimpi? Mimpi hanyalah keadaan alam bawah sadar kita yang memproyeksikan pikiran dan perasaan kita akan sesuatu yang kita inginkan ketika kita sedang tertidur. Mimpi terbentuk karena minat kita, hasrat kita, keinginan kita yang masuk ke dalam alam bawah sadar kita ketika kita sedang beraktivitas. Misal, tadi pagi kita ingin sekali memakan Mie Ayam langganan kita tetapi ternyata tutup. Karena keinginan yang sangat itu belum terwujud, bisa jadi akan terbawa ke dalam mimpi. Atau misal lagi, ketika kita sedang beraktivitas, kita mengalami hal yang membuat kita terpesona, misal ketemu dengan gebetan kita (kayaknya dari tadi misal mulu ya? Hehehe.). Karena kita antusias dan gebetan itu menarik untuk kita sehingga bayangannya masuk ke alam bawah sadar kita. Kemudian saat kita tertidur maka kita akan memimpikannya. Dengan kata lain, mimpi itu tidak menimbulkan perbuatan nyata.
Seorang yang sukses pasti punya impian, punya tujuan, punya goal untuk mencapai kesuksesannya. Dia akan mengatur sedemikian rupa tindakan apa yang akan ia lakukan untuk mencapainya. Kemudian ia akan melakukan langkah-langkah menuju kesuksesan tersebut.
Aku pernah dengar dalam film "Menebus Impian", bahwa impian itu bukanlah sesuatu yang indah, melainkan sesuatu yang menyeramkan, menjijikkan, kotor (kalo gak salah ingat ya? :D). Impian itu seperti pupuk tanaman. Terbuat dari kotoran hewan, namun bila diperlakukan dengan semestinya, maka akan membuat tanaman menghasilkan buah yang bagus. Namun, bila dibiarkan saja, ia tidak akan menghasilkan apa-apa.
Impian akan berwujud bila disertai dengan tindakan. Jika tidak adanya tindakan maka impian itu akan menjadi mimpi saja. Impian akan mendorong kita bertindak bila impian itu adalah keinginan terkuat kita. Bukan keinginan biasa. Dan juga kita percaya bahwa kita dapat mewujudkannya. Jika tidak, lagi-lagi impian itu hanyalah sebuah mimpi kosong.
Beranilah bermimpi dan percayalah kamu bisa, maka kamu akan benar-benar mencapainya. Kolaborasi impian, kepercayaan, dan tindakan (fokus dan konsisten) akan membawa kita untuk mencapai kesuksesan (apa pun yang sangat kita inginkan - impian). Berani bermimpi berarti kita berani untuk sukses.
Okelah, cukup dulu ya? Hehehe. See you? :)
Minggu, 22 November 2015
Tindakan Mengalahkan Ketakutan
Selamat malam Sahabat Blogger! Apa kabar? Semoga semua baik-baik ya? :)
Malam ini aku ingin menulis tentang tindakan yang bisa mengalahkan ketakutan (termasuk keraguan). Kalian sudah tak asing lagi kan dengan kalimat tersebut? Di blog ini aku akan mencoba membahasnya berdasarkan pemahamanku sendiri.
Sebelumnya, aku ingin coba untuk menuliskan sebuah cerita berkaitan dengan hal ini. Semoga bagus ya? Hehehe. :)
Suatu hari, sekelompok pemuda yang berusia 20-an tahun terlihat menyusuri hutan-hutan untuk sampai ke sebuah tempat yang menjanjikan pemandangan indah air terjunnya. Medan yang ditempuh tidaklah mudah. Banyak sekali bongkahan-bongkahan batu dan semak belukar yang tinggi menghadang perjalanan mereka.
"Lo kenapa, Ren?" tanya Rizal, salah seorang pemuda ketika melihat teman di belakangnya terlihat sangat ketakutan. Maklum saja, Reno baru pertama kali ikut perjalanan mengeksplor alam seperti ini. Reno adalah anggota baru kelompok yang berjumlah lima orang itu.
"Gue takut banget, Zal. Jalanannya sulit banget. Banyak batu besar dan semak belukar yang tinggi. Ngeri ada binatang buasnya."
"Ah elo mah cemen, Ren. Baru segini aja udah takut. Ini baru kami ajak ke tempat yang level pemacu adrenalinnya di tingkat yang rendah. Gimana kalo kami ajak elo ke tempat-tempat yang super extrem?" ujar Dimas, ketua kelompok tersebut.
Mereka semua terus berjalan sambil sesekali mengkomentari sikap Reno itu. Kemudian, setelah mereka berjalan cukup lama, air terjun yang dituju sudah terlihat. Pemandangannya memang indah. Air yang mengalir dari atas sangat deras. Bebatuan di sekitarnya sungguh besar-besar. Pemandangan yang asri dengan pepohonan yang rindang juga tinggi membuat tempat ini menjadi tempat yang asyik untuk berendam. Airnya juga jernih.
Tomo dan Galih, anggota kelompok lainnya, yang telah sampai duluan segera melepaskan pakaian mereka dan lari ke atas air terjun kemudian terjun ke bawah.
"Wooooo!!!! Mantap banget! Ayo, Ren! Terjun! Berani gak Lo? Airnya seger lho?" tantang Galih kepada Reno.
"Ayo, Ren. Tunjukin kepada kami kalo elo layak menjadi kelompok kami?" tambah Dimas.
Reno dengan ragu menuruti saja apa kata teman-temannya. Dia mulai membuka pakaiannya, dan pelan-pelan naik ke atas.
"Nah, bagus. Ayo cepat terjun?" pinta Tomo.
Namun Reno hanya mematung. Dia melihat ke bawah sebentar lalu mundur selangkah. Jelas sekali dia sangat ketakutan. Dia sangat ketakutan, dia ragu-ragu untuk terjun. Tapi tiba-tiba seseorang mendorongnya dari belakang hingga ia akhirnya terjun ke bawah air terjun itu.
"Hahahaha! Gimana, Ren? Seru kan?" tanya Rizal dengan senangnya. Ternyata Rizal yang mendorongnya untuk terjun.
"Wah, iya, seru juga. Gue jadi pengen terjun lagi deh." jawab Reno, kali ini ketakutan dan keraguannya untuk terjun sudah hilang.
Nah, Sahabat Blogger. Dari cerita di atas kita bisa menyimpulkan bahwa tindakan memang dapat mengalahkan ketakutan dan keraguan kita.
Ketakutan membuat diri kita rugi. Karena kita takut, kita tidak pernah mau mencoba. Karena kita gak pernah mencoba, maka kita tidak punya pengalaman dan tentunya tidak punya kemampuan. Sehingga kesuksesan pun tidak pernah bisa kita raih.
Begitu juga keragu-raguan, Ragu-ragu itu adalah kerjaannya setan. Dengan kita merasa ragu, kita takut untuk mencoba. Dan akhirnya kita menjadi orang yang gagal. Apa mau seperti ini? Kalo tidak mau makanya ACTION!
Action atau tindakan akan merubah sesuatu. Tindakan yang positif akan merubah hal yang negatif menjadi positif. Sebaliknya tindakan yang negatif (misal ragu-ragu) akan merubah sesuatu yang bisa menjadi positif malah akhirnya menjadi negatif.
Bertindaklah, maka kesuksesan itu akan kamu dapatkan! Satu tindakan saja akan menghancurkan segala keraguan yang membuat ketakutan. Jangan ragu untuk bertindak, jangan takut untuk gagal. Percayalah kalo tidak ada yang namanya kegagalan. Hanya ada kesuksesan yang tertunda! Mengapa bisa tertunda? Karena kita belum menemukan tindakan yang tepat untuk meraihnya.
Ingat! Jika kita mendapatkan jalan buntu, jangan takut untuk berbalik arah dan memulai lagi kembali. Karena dari kesalahan kita akan mendapatkan pengalaman yang berharga untuk segera meraih kesuksesan. Bertindaklah untuk terus mencoba segala cara untuk sukses. Sukses itu tidak hanya bisa diraih dengan satu cara, tapi banyak cara. Tergantung kitanya apakah mau bertindak atau masih takut dan ragu untuk mencoba?
Demikian dulu ya tulisanku malam ini. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Terimakasih. ^_^
Malam ini aku ingin menulis tentang tindakan yang bisa mengalahkan ketakutan (termasuk keraguan). Kalian sudah tak asing lagi kan dengan kalimat tersebut? Di blog ini aku akan mencoba membahasnya berdasarkan pemahamanku sendiri.
Sebelumnya, aku ingin coba untuk menuliskan sebuah cerita berkaitan dengan hal ini. Semoga bagus ya? Hehehe. :)
Suatu hari, sekelompok pemuda yang berusia 20-an tahun terlihat menyusuri hutan-hutan untuk sampai ke sebuah tempat yang menjanjikan pemandangan indah air terjunnya. Medan yang ditempuh tidaklah mudah. Banyak sekali bongkahan-bongkahan batu dan semak belukar yang tinggi menghadang perjalanan mereka.
"Lo kenapa, Ren?" tanya Rizal, salah seorang pemuda ketika melihat teman di belakangnya terlihat sangat ketakutan. Maklum saja, Reno baru pertama kali ikut perjalanan mengeksplor alam seperti ini. Reno adalah anggota baru kelompok yang berjumlah lima orang itu.
"Gue takut banget, Zal. Jalanannya sulit banget. Banyak batu besar dan semak belukar yang tinggi. Ngeri ada binatang buasnya."
"Ah elo mah cemen, Ren. Baru segini aja udah takut. Ini baru kami ajak ke tempat yang level pemacu adrenalinnya di tingkat yang rendah. Gimana kalo kami ajak elo ke tempat-tempat yang super extrem?" ujar Dimas, ketua kelompok tersebut.
Mereka semua terus berjalan sambil sesekali mengkomentari sikap Reno itu. Kemudian, setelah mereka berjalan cukup lama, air terjun yang dituju sudah terlihat. Pemandangannya memang indah. Air yang mengalir dari atas sangat deras. Bebatuan di sekitarnya sungguh besar-besar. Pemandangan yang asri dengan pepohonan yang rindang juga tinggi membuat tempat ini menjadi tempat yang asyik untuk berendam. Airnya juga jernih.
Tomo dan Galih, anggota kelompok lainnya, yang telah sampai duluan segera melepaskan pakaian mereka dan lari ke atas air terjun kemudian terjun ke bawah.
"Wooooo!!!! Mantap banget! Ayo, Ren! Terjun! Berani gak Lo? Airnya seger lho?" tantang Galih kepada Reno.
"Ayo, Ren. Tunjukin kepada kami kalo elo layak menjadi kelompok kami?" tambah Dimas.
Reno dengan ragu menuruti saja apa kata teman-temannya. Dia mulai membuka pakaiannya, dan pelan-pelan naik ke atas.
"Nah, bagus. Ayo cepat terjun?" pinta Tomo.
Namun Reno hanya mematung. Dia melihat ke bawah sebentar lalu mundur selangkah. Jelas sekali dia sangat ketakutan. Dia sangat ketakutan, dia ragu-ragu untuk terjun. Tapi tiba-tiba seseorang mendorongnya dari belakang hingga ia akhirnya terjun ke bawah air terjun itu.
"Hahahaha! Gimana, Ren? Seru kan?" tanya Rizal dengan senangnya. Ternyata Rizal yang mendorongnya untuk terjun.
"Wah, iya, seru juga. Gue jadi pengen terjun lagi deh." jawab Reno, kali ini ketakutan dan keraguannya untuk terjun sudah hilang.
Nah, Sahabat Blogger. Dari cerita di atas kita bisa menyimpulkan bahwa tindakan memang dapat mengalahkan ketakutan dan keraguan kita.
Ketakutan membuat diri kita rugi. Karena kita takut, kita tidak pernah mau mencoba. Karena kita gak pernah mencoba, maka kita tidak punya pengalaman dan tentunya tidak punya kemampuan. Sehingga kesuksesan pun tidak pernah bisa kita raih.
Begitu juga keragu-raguan, Ragu-ragu itu adalah kerjaannya setan. Dengan kita merasa ragu, kita takut untuk mencoba. Dan akhirnya kita menjadi orang yang gagal. Apa mau seperti ini? Kalo tidak mau makanya ACTION!
Action atau tindakan akan merubah sesuatu. Tindakan yang positif akan merubah hal yang negatif menjadi positif. Sebaliknya tindakan yang negatif (misal ragu-ragu) akan merubah sesuatu yang bisa menjadi positif malah akhirnya menjadi negatif.
Bertindaklah, maka kesuksesan itu akan kamu dapatkan! Satu tindakan saja akan menghancurkan segala keraguan yang membuat ketakutan. Jangan ragu untuk bertindak, jangan takut untuk gagal. Percayalah kalo tidak ada yang namanya kegagalan. Hanya ada kesuksesan yang tertunda! Mengapa bisa tertunda? Karena kita belum menemukan tindakan yang tepat untuk meraihnya.
Ingat! Jika kita mendapatkan jalan buntu, jangan takut untuk berbalik arah dan memulai lagi kembali. Karena dari kesalahan kita akan mendapatkan pengalaman yang berharga untuk segera meraih kesuksesan. Bertindaklah untuk terus mencoba segala cara untuk sukses. Sukses itu tidak hanya bisa diraih dengan satu cara, tapi banyak cara. Tergantung kitanya apakah mau bertindak atau masih takut dan ragu untuk mencoba?
Demikian dulu ya tulisanku malam ini. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Terimakasih. ^_^
Sabtu, 21 November 2015
Belajar Menulis Lagi
Halo Sobat Blogger! Sudah malam minggu ya? Kalian yang punya pacar pasti lagi siap-siap untuk ngapel pacarnya ya? Yang cowo ngapel dan yang cewe diapelin. Hehehe. Kalo aku sih jomblo. Jadi di rumah aja. Hehehe...
Sesuai niatku, aku ingin belajar fokus dan konsisten. Dimulai dengan fokus dan konsisten menulis di blog ini. Aku perlu belajar menulis lagi. Hehehe... Tapi aku bingung mau menulis apa ya?
Ya sudah, aku mencoba menulis aja, aku paksa diriku menulis apa pun itu. Dan aku harus optimis, harus yakin, lama-kelamaan aku pasti semakin lancar menulis dan bisa menemukan gagasan-gagasan bagus untuk menulis. Aku harus pantang menyerah untuk bisa sukses. Optimis dan pantang menyerah juga kunci yang lain untuk sukses selain fokus dan konsisten.
Optimis dan percaya kalo kita bisa akan membuat jalan kita menuju sukses menjadi mulus. Aku ingin sekali sukses dan gak ada apa pun yang bisa menghalangi diriku kecuali aku sendiri. Makanya aku pikir aku harus memaksakan diriku untuk sukses. Berlatih, terus berusaha pantang menyerahlah yang harus aku lakukan sekarang. Apa pun itu. Aku yakin aku akan sukses.
Siapa sih yang gak mau sukses? Gak ada kan? Semua orang ingin sukses. Cuma sikapnyalah yang membuat dirinya menjadi sukses atau tidak. Sikaplah yang menentukan kesuksesan kita. Sikap yang negatif maka akan menjamin kegagalan kita. Tapi kalo kita bersikap positif maka kesuksesan akan kita dapatkan.
Sikap positif akan membuat hari-hari kita menyenangkan dan kita akan selalu merasa bersyukur. Sebaliknya, sikap negatif akan membuat hari-hari kita menjadi buruk. Mungkin lebih buruk dari kenyataannya.
Kitalah yang menentukan sikap kita. Bukan orang lain. Jadi biasakan, lagi-lagi, paksa diri kita untuk selalu bersikap positif.
Sudah dulu ya? Hehehe....
Jumat, 20 November 2015
BELAJAR UNTUK KONSISTEN
Selamat Malam Sobat Blogger! Udah lama ya aku tidak menulis di blog ini? Hehehe...
Aku sadar, dalam segala sesuatunya aku belum bisa fokus dan konsisten. Masih aja suka kepincut hal-hal yang menarik minatku. Makanya suksesku masih lari-larian juga. Aku rasa jalan suksesku benar dan dekat, eh gak lama malah jadi jauh. Itulah akibat aku belum bisa fokus dan konsisten.
Aku belum bisa fokus dan konsisten bukan karena aku gak bisa. Tapi lebih kepada rasa malas yang selalu menggelayutiku. Malas malah membuat kita jauh dari kesuksesan. Orang malas jauh dari sukses. Karena aku malas, aku jadi gak sukses-sukses. Aku sempat berpikir, "Susah menghilangkan rasa malas, apa lagi kalo udah berada di zona nyaman. Beut, yang ada gak mau beranjak dari tempat itu."
Tapi setelah aku pikir-pikir, gak ada gunanya terus-terusan berada di zona nyaman. Gak akan berkembang. Aku harus berkembang. Aku harus sukses. Aku gak mau terus-terusan kaya gini. Kemudian aku berpikir bagaimana caranya aku supaya gak malas.
Aku kemudian membaca buku-buku motivasi, dan aku menemukan bahwa aku harus memaksa diriku untuk belajar fokus dan konsisten, memaksa diriku untuk sukses. Karena kalo aku gak memaksa diriku sendiri, aku gak akan sukses.
Sekarang aku mencoba untuk belajar fokus dan konsisten dari hal yang terkecil dulu. Seperti menulis di blog secara rutin. Aku berniat untuk belajar. Aku harus memaksa diriku untuk fokus dan konsisten. Susah memang, tapi susah itu gak akan tinggal selama-lamanya.
Ingat pepatah "Bisa karena Biasa" kan? Nah, dengan cara memaksakan diri untuk terbiasa fokus dan konsisten, lama-lama gak akan merasa susah. Malah semakin hari semakin lancar. Benar gak? ^_^
Fokus dan Konsisten adalah salah satu kunci untuk meraih kesuksesan. Seperti sebongkah batu, jika ia ditetesi air terus menerus maka pada akhirnya batu itu akan berlubang juga. Kalo ingin sukses maka mau gak mau, WAJIB BIN KUDU! Paksa diri kita untuk fokus dan konsisten. PAKSA DIRI KITA UNTUK SUKSES!
Oke, cukup dulu aku malam ini menulisnya. Insya Allah besok aku akan nulis lagi disini. Aku ini dalam proses belajar untuk fokus dan konsisten. Mari kita sama-sama berdo'a agar kita semua bisa sukses di bidangnya masing-masing. Aaaamiiin... ^_^
Aku sadar, dalam segala sesuatunya aku belum bisa fokus dan konsisten. Masih aja suka kepincut hal-hal yang menarik minatku. Makanya suksesku masih lari-larian juga. Aku rasa jalan suksesku benar dan dekat, eh gak lama malah jadi jauh. Itulah akibat aku belum bisa fokus dan konsisten.
Aku belum bisa fokus dan konsisten bukan karena aku gak bisa. Tapi lebih kepada rasa malas yang selalu menggelayutiku. Malas malah membuat kita jauh dari kesuksesan. Orang malas jauh dari sukses. Karena aku malas, aku jadi gak sukses-sukses. Aku sempat berpikir, "Susah menghilangkan rasa malas, apa lagi kalo udah berada di zona nyaman. Beut, yang ada gak mau beranjak dari tempat itu."
Tapi setelah aku pikir-pikir, gak ada gunanya terus-terusan berada di zona nyaman. Gak akan berkembang. Aku harus berkembang. Aku harus sukses. Aku gak mau terus-terusan kaya gini. Kemudian aku berpikir bagaimana caranya aku supaya gak malas.
Aku kemudian membaca buku-buku motivasi, dan aku menemukan bahwa aku harus memaksa diriku untuk belajar fokus dan konsisten, memaksa diriku untuk sukses. Karena kalo aku gak memaksa diriku sendiri, aku gak akan sukses.
Sekarang aku mencoba untuk belajar fokus dan konsisten dari hal yang terkecil dulu. Seperti menulis di blog secara rutin. Aku berniat untuk belajar. Aku harus memaksa diriku untuk fokus dan konsisten. Susah memang, tapi susah itu gak akan tinggal selama-lamanya.
Ingat pepatah "Bisa karena Biasa" kan? Nah, dengan cara memaksakan diri untuk terbiasa fokus dan konsisten, lama-lama gak akan merasa susah. Malah semakin hari semakin lancar. Benar gak? ^_^
Fokus dan Konsisten adalah salah satu kunci untuk meraih kesuksesan. Seperti sebongkah batu, jika ia ditetesi air terus menerus maka pada akhirnya batu itu akan berlubang juga. Kalo ingin sukses maka mau gak mau, WAJIB BIN KUDU! Paksa diri kita untuk fokus dan konsisten. PAKSA DIRI KITA UNTUK SUKSES!
Oke, cukup dulu aku malam ini menulisnya. Insya Allah besok aku akan nulis lagi disini. Aku ini dalam proses belajar untuk fokus dan konsisten. Mari kita sama-sama berdo'a agar kita semua bisa sukses di bidangnya masing-masing. Aaaamiiin... ^_^
Langganan:
Komentar (Atom)














